Nasi Ayam Semarang

Nasi ayam khas Semarang adalah makanan dengan isi berupa nasi liwet, telur rebus, dan suwiran ayam yang diberi kuah opor serta tambahan sambal goreng jipan. Sekilas memang mirip dengan nasi liwetnya Solo, namun nasi ayam ini biasa disajikan dengan tambahan sate telur puyuh, satu usus, dan teh hangat. Perbedaan lainnya adalah nasi liwet menggunakan kuah areh, sedangkan nasi ayam memakai kuah opor kuning. Untuk penyajiannya cukup sederhana, yakni hanya berada di atas piring yang telah diberi alas dari daun pisang dengan isian seperti yang telah disebutkan seperti di atas.

Asal muasal dari makanan sehat Semarang ini adalah dari tangan penjual nasi ayam keliling bernama Satinem. Dia adalah orang dibalik terciptanya nasi ini dan sering menjajakannya secara berkeliling pada tahun 1960-an. Nama awal dari makanan ini dulunya bukanlah nasi ayam Semarang, melainkan nasi ayam Kampung Koja. Penamaan ini dikarenakan Kampung Koja adalah kampung yang menjadi saksi lahirnya makanan ini. Hingga pada tahun 1992 nasi buatan Satinem semakin dikenal karena telah membuka tempat dagang secara mandiri di Jalan K.H. Ahmad Dahlan yang sampai saat ini masih berjualan. Lambat laun telah banyak kedai dan warung yang ikut-ikutan menjajakan makanan ini di Semarang.